Jumat, 14 Agustus 2009

SIAPAKAH MANUSIA BERKUALITAS ???


Hal - hal yang jauh lebih utam,hakiki, dan mulia dari sekedar materi yang mampu membedakan mana manusia yang berkualitas mana yang tidak adalah nilai-nilai spiritual dan prinsip hidup yang akan membentuk pola berfikir, merasa dan berprilaku. Nilai-nilai spiritual menyiratkan pesan Allah, bahwa satu-satunya standart yang membedakan kualitas manusia adalah keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Hal ini tercermin lewat kebersihan akal, hati, dan kemuliaan perilaku. Bila keimanan dan ketakwaan dibarengi dengan ilmu agama(Ilmu Kauliyah) dan ilmu Kauniah (ilmu pengetahuan) maka keimanan dan ketakwaan ini semakin tinggi dan memiliki kekuatan membangun.Orang-orang yang kaya jiwa seperti ini akan selalu bersyukur dan tidak pernah mengingkari atau menyesali rizqy yang diberikan kepadanya.Mereka tidak akan merasa minder karena dirinya miskin tidak pula memuliakan seseorang karena kekayaan materinya.

Menurut ayat 24-28 surat al-Anfal, indikasi manusia yang berkualitas minimal harus memenuhi beberapa kriteria berikut:

1. Memenuhi Seruan Allah dan Rasul-Nya;

Poin ini berhubungan dengan identitas manusia sebagai ciptaan yang memiliki konsekuensi untuk selalu menaati, dan melaksanakan apa yang menjadi keinginan, tuntutan, dan kehendak Sang Penciptanya. Dengan memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya maka derajat manusia di sisi-Nya akan semakin meningkat. Hal ini tidak lain karena yang paling mulia di mata Allah al-Khaliq al-Qahhar adalah manusia yang bertaqwa. Seorang manusia yang dengan kesungguhan hati dan penuh keridlaan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Dialah manusia yang berkualitas. Firman Allah Swt.

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Kami(Allah) menciptakan kamu dari jenis laki-laki dan perempuan dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal, sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu adalah mereka yang bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Waspada. (al-Hujurat: 13)

Termasuk dalam kategori ini adalah manusia yang memahami tugasnya di dunia ini. Tugas-tugas manusia itu antara lain:

· Memakmurkan Bumi (Q.S. Hud: 61);

· Menjadi Rahmatan Lil-Alamin (Q.S. Al-Anbiya: 107);

· Menjadi Pembangun Budaya yang Baik (Q.S. Al- Baqarah: 195);

· Menegakkan al-Dien al-Islam;

· Mengadakan al-Tarbiyah al-Islamiyah;

· Menyuruh kepada yang Ma`ruf dan Mencegah dari yang Mungkar.

2. Memiliki Kesalehan Sosial;

Pribadi yang memiliki kesalehan sosial menunjukan derajat kualitas seorang manusia berkaitan dengan peranannya sebagai homo socious. Manusia dituntut untuk tidak melulu mensalehkan dirinya sendiri, tetapi juga harus bisa mensalehkan lingkungannya, masyarakat/komunitasnya. Hal ini nantinya berhubungan pula dengan tugasnya sebagai makhluq ciptaan yang memiliki kewajiban untuk al-Amru bi al-Ma`ruf wa al-Nahyu `an al-Munkar. Selain sesuai dengan tugasnya, poin ini akan meningkatkan kualitasnya di mata masyarakat.

3. Memiliki Kepribadian yang Pandai Bersyukur;

Pribadi yang pandai bersyukur cerminan pribadi yang berkualitas. Demikian, karena hanya pribadi yang sadar akan ketergantungannya kepada yang lainnyalah yang akan lebih menghargai segala hal, termasuk menghargai dirinya sendiri. Dengan segala penghargaan dan syukurnya kepada Yang Maha Pemberi dan penghargaannya atas segala sesuatu, berarti menjadikan dirinya berharga dimata Tuhannya, berharga di mata masyarakatnya. Berharga berarti bermartabat dan memiliki kualitas.

4. Memiliki Jiwa yang Amanah;

Memiliki kepribadian yang amanah jelas merupakan indikator kualitas kepribadian. Pribadi yang amanah adalah pribadi yang berkualitas baik di mata Allah maupun di mata manusia. Pribadi yang amanah menunjukan kulitas seorang hamba yang baik. Sedangkan di masyarakat sendiri, seseorang yang amanah akan mendapat tempat khusus di mata masyarakat, disenangi, di hargai dan disegani. Itulah manusia yang berkualitas.

5. Memiliki Orientasi Hidup yang Futuristic (Visioner).

Manusia yang berkulitas pasti memiliki orientasi hidup yang visioner. Kehidupannya tidak akan terjebak pada hal-hal yang temporary, fana. Ia akan mengorientasikan segala hidup dan kehidupannya pada sesuatu yang pasti, yang kekal, yang lebih menguntungkan dan lebih membahagiakan. Segalanya ia lakukan untuk menggapai keridlaan-Nya di akhirat kelak. Pahala di sisi-Nya adalah tujuan akhir. Karenanya ia akan lebih bijak dalam segala hal, dan berpandangan jauh ke depan. Namun, hal ini tidak berarti ia meninggalakn realitas. Tidak berarti dia zuhud secara ekstrem terhadap dunia. Firman-Nya: “Dan, carilah pada apa yang telah Allah berkikan kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan jangan lupakan bahgian rizqimu di dunia” (al-Qashash: 77). Dengan demikian segala kebahagiaan, dunia dan akhirat akan dicapainya. Demikianlah manusia berkualitas. “Dan kehidupan dunia itu hanyalah gurauan dan permainan belaka, dan sungguh akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertaqwa, apakah kalian tidak berfikir”(al-An`am: 32).


Mari kita menjadi manuasia berkualitas dari segi Fikriyah, Jasadiyah, dan Ruhiyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar